Hujan rintik-rintik dan langit yang tak cerah menyambut
setiap insan yang ingin memulai harinya. Seperti aku. Hari ini aku terjaga
hingga pukul 3 pagi. Aku mulai menutup
mata pukul tiga lewat 5 menit. Suara Mama membangunkanku dari tidurku. Hingga
aku menyadari suara hujan.
Memulai hari dengan berdoa lalu merapikan tempat tidur.
Kemudian jam 6 tepat aku keluar dari kamar dan menuju dapur. Berbalik dari
dapur, Aku disambut dengan ucapan “Selamat Ulang tahun, nak!” dari mamaku. Ya.
Hari ini adalah hari ke lima belas di bulan maret. Aku beranjak dari dapur
menuju kamar mandi. Pukul 6 lima belas, aku kembali ke kamar tidurku dan
mengenakan seragam sekolah.
Setelah itu aku keluar dari kamar dan disambut lagi dengan
ucapan “Selamat ulang tahun, nak” dari papaku. Aku menyambut dengan senyuman
tanda terimakasih. Lalu suara mama dari dapur memanggilku untuk sarapan.
Setelah sarapan, aku berangkat ke sekolah. Perjalanan dari
rumahku ke sekolah memakan waktu tak sebentar. Namun tak begitu lama. Hanya
sekitar 10-15 menit. Sesampainya di sekolah, aku turun dari motor dan mencium
tangan papaku. Kuucapkan selamat pagi kepada Pak Sidin, bapak satpam sekolah.
Lalu aku mulai masuk ke kawasan sekolah melewati setiap mobil dan motor yang
lalu lalang.
Sedikit mengantri untuk masuk ke gerbang sekolah dan
mengucapkan “Pagi pak” “Pagi bu” kepada guru-guru piket. Udara setelah hujan,
suasana setelah hujan yang menyejukkan hati. Rara, seorang perempuan yang telah
kukenal selama 3 tahun ini menyambutku dengan pelukan dan ucapan “Selamat ulang
tahun, Joy” saat aku bahkan belum sampai di koridor. Lalu kemudian datang juga
Dela, yang kukenal sejak duduk dibangku kelas 4 SD. Aku mengucapkan terimakasih
kepada mereka.
Sampai di depan pintu kelas, Ella datang dan mengucapkan “Selamat
hari menetas” kepadaku. Ella, seorang perempuan kecil, -yang membuat orang
berpikiran bahwa dia masih SMP- saat pertama melihatnya. Aku mengenalnya belum
cukup lama.
Kemudian bel masuk berbunyi dan kami mulai baris. Setiap
hari, kegiatan kami dimulai dengan devosi. Sehabis devosi, jam pelajaran
pertama dimulai. Jam Sembilan lewat 30 menit, jam istirahat pertama dimulai.
Siswa-siswi sekolah lentera harapan berhamburan menuju kantin.
Kami, kelas 10.1, sebenarnya sangat disibukkan dengan
latihan drama SBK. Maka dari itu hanya sebagian dari kami yang menuju ke
kantin. 15 menit kemudian, kantin sepi. Pelajaran kembali dimulai. Singkat
cerita, jarum jam terus berotasi pada sumbunya. Matahari semakin naik hampir
diatas kepala. Pukul 12 tepat, bel istirahat berbunyi. Para siswa-siswi keluar
dari kelas berpencar menuju lobby dan kantin untuk mengambil atau membeli
bekal. Muka-muka kelaparan terpancar dari setiap siswa-siswi yang perutnya
meminta untuk diisi. Memang, belajar memerlukan banyak energi.
Setelah jam istiharat, inilah saat pementasan drama. Kami
bisa melaluinya dengan baik dan hasilnya cukup baik juga. Singkat cerita, jam
pulang sekolah telah tiba. Sebenarnya aku telah menduga akan ada perayaan ulang
tahunku dengan Dini, perempuan yang sama ulangtahunnya denganku. Ternyata
benar. Ulang tahun kami dirayakan bersama teman-teman satu kelas. Hanya
perayaan seperti biasa, lalu berdoa. Setelah itu, aku belum pulang ke rumah.
Masih ada kegiatan makan-makan anak Paskib. Setelah itu baru aku menuju rumah.
Malamnya, sekitar pukul tujuh, perayaan kecil-kecilan diadakan oleh kedua
orangtuaku. Aku bersyukur. Kemudian kami pergi makan keluar, menikmati waktu
bersama yang –tak terlalu sering- terjadi. Setelah itu, kami pulang menuju
kembali kerumah.
Dalam hati kuucapkan rasa syukur atas hari ini. Hari ke
limabelas di bulan maret yang sudah terjadi enambelas kali dihidupku.
Terimakasih Tuhan, Terimakasih kepada mereka yang peduli.
Terimakasih Semesta.